Sabtu, 14 Juni 2014 0 komentar

Sputum

Sputum

Definisi : bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. (Dorland)

Orang dewasa normal (menurut bu PW, price wilson) katanya bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
- Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.
- Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)
- Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/ bronkhiektasis.
- Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.
- Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase   yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
- Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
- Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.
- Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.


SECARA UMUM

Cara pengambilan sputum secara umum :
1. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana
kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga
bisa diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan
sebelum pasien menyikat gigi.
2.Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air
yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.
3.Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang
dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun
campuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan
sputum.
4.Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur
dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada).
5.Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough).
6.Cara membatukkan sputum:
Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada)batukkan kuat sputum
dari bronkustrakeamulutwadah penampung.
Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup(Screw
Cap Medium).
7.Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah
air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
8.Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,
seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.
9.Bila sputum susah keluarlakukan perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant)
200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum
pengambilan sputum.
10.Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:
- Aspirasi transtracheal
- Bronchial lavage
- Lung biopsy

Cara penyimpanan sputum:
Yaitu berbeda-beda untuk masing-masing departemen

Cara pengiriman spesimen:
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan
data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data
yang harus disertakan, yaitu:
1. Data 1:
Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses
direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen,
jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
2. Data 2:
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang
mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal
3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan
spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.

Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.
Spesimen tidak akan diterima apabila:
- Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai.
- Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang
- Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.
 
;